Jumat, 14 November 2014

Pondasi Cakar Ayam

Pondasi Cakar Ayam, mungkin masih asing ditelinga anda, bentuk pondasi cakar ayam sendiri terinspirasi oleh perakaran pohon kelapa, untuk lebih jelasnya lagi simak sejarahnya berikut ini :

     Penemuan pondasi cakar ayam bermula ketika Ir. Sedijatmo sebagai pejebat PLN pada tahun 1961 harus mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol, Jakarta. Menara ini berfungsi untuk menyalurkan listrik dan pusat tenaga listrik di Tanjung Priok ke Gelanggang Olah Raga Senayan tempat akan diselenggarakan pesta olah raga Asia Games tahun 1962.
     Sedijatmo berpikir keras untuk mencari metode yang lebih efektif untuk membangun menara di atas tanah lembek. Inspirasi muncul secara tidak sengaja. Suatu hari di tahun 1961, Sedijatmo sedang berwisata bersama keluarga di Pantai Cilincing, Jakarta Utara. Ketika itu, pandangannya menancap ke batang pohon nyiur yang meliuk tertiup angin. Muncul pertanyaan di benak Sedijatmo, “Mengapa nyiur bisa berdiri kokoh di tanah lunak meski tertiup angin dan dihantam deburan ombak?” Padahal, tubuhnya yang menjulang hanya ditopang akar serabut yang tak terlalu dalam.
     Inspirasi pohon nyiur itu mendorong Sedijatmo yang ketika itu berusia 52 tahun, membuat rancangan pondasi yang cocok untuk tanah tak stabil seperti daerah rawa. Jadilah pondasi “berserabut” pipa beton yang menyangga konstruksi menara [tower] listrik tegangan tinggi. Menara dibangun di atas pondasi yang terbuat dari pelat beton yang didukung oleh pipa-pipa beton di bawahnya. Pipa dan pelat itu bersatu dan mencengkeram tanah lembek dengan kuat sehingga dapat menjadi pondasi dasar menara yang kokoh.
     Setelah kesuksesan tersebut, banyak bangunan yang kemudian menggunakan sistem yang diciptakan oleh Prof. Sedijatmo ini, antara lain, ratusan menara PLN tegangan tinggi , hangar pesawat terbang di Jakarta dan Surabaya, antara runway dan taxi way serta apron di Bandara Sukarno-Hatta, jalan akses Pluit-Cengkareng Jakarta, pabrik pupuk di Surabaya, kolam renang dan tribun di Samarinda, dan ratusan bangunan gedung bertingkat di berbagai kota.
     Sistem pondasi cakar ayam ini telah pula dikenal di banyak negara, bahkan telah mendapat pengakuan paten internasional di 10 negara, yaitu Indonesia, Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Belgia, Kanada, Amerika Serikat, Belanda, dan Denmark. Pondasi cakar ayam ini mempunyai kentungan yaitu sistem ini tidak memerlukan sistem drainase dan sambungan kembang susut.

Sumber dari :

1 komentar: