Sabtu, 28 Februari 2015

Rangkuman Buku “Mengembangkan Kreativitas & Kecerdasan Anak”


Judul buku: Mengembangkan Kreatvitas & Kecerdasan Anak
Pengarang: Anik Pamilu
Halaman buku: 148
Berapa halaman yang sudah dibaca: 14
Kesan: terdapat kata-kata yang masih asing di telinga saya, itu berakibat saya menjadi kurang memahami kalimat tersebut





Bab 1 : Tentang Kreativitas

KREATIVITAS & KECERDASAN MAJEMUK


     Ketika kita ingin menjadi manusia yang kreatif, barangkali kita tidak pernah menyadari bahwa kreatifitas itu muncul dari berbagai bentuk kecerdasan majemuk. Bakat yang berbeda menunjukkan adanya kecerdasan majemuk ini. Seorang peneliti, Howard Gardner telah mengemukakan delapan kategori kecerdasan yang dimiliki setiap orang. Hal ini berbeda jauh dengan cara pandang tradisional, yang dimaksud kecerdasan adalah kemampuan berbahasa dan matematika. Dan delapan jenis kecerdasan yang dimiliki manusia adalah :


1. Kecerdasan bahasa atau linguistik, yakni kemampuan menggunakan kata kata dengan efektif dan berkaitan dengan kemampuan berbicara.
2. Kecerdasan logika-matematika, yakni kemampuan berpikir logis, mengenal pola dan bekerja dengan konsep kensep abstrak.
3. Kecerdasan musikal, yakni kemampuan untuk membedakan berbagai macam suara dan menciptakan musik.
4. Kecerdasan spasial, yakni kemamuan untuk melakukan persepsi secara tepat dan kemampuan mengingatkan pola pola visual.
5. Kecerdasan kinestetik, yakni kemampuan untuk melakukan gerak tubuh sebagaimana yang dimiliki oleh atlet dan penari.
6. Kecerdasan antarpribadi, yakni kemampuan untuk berinteraksi engan orang lain sebagaimana yang dimiliki oleh seorang guru atau salesmen.
7. Kecerdasan intrapribadi, yakni kecerdasan yang pada intinya berupa kecerdasan atau kemampuan dalam memahami diri sendiri.
8. Kecerdasan naturalis, yakni kecerdasan yang melibatkan kemampuan untuk mengenali bentuk-bentuk alam disekitar kita.

     Dan masing masing anak memiliki kecerdasan yang berbeda beda. Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila orangtua memulai untuk memusatkan perhatiannya pada kemampuan bawaan masing-masing anak. Menurut kamus Webster, kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mencipta yang ditandai dengan orisinalitas dalam berekspresi yang bersifat imajinatif. Diantara berbagai definisi tentang kreativitas yang menonjol adalah orisinalitas. Yang artinya adalah bahwa sebuah produk, proses, atau orangnya mampu menciptakan sesuatu yang belum diciptakan oleh orang lain. Dan kreativitas yang dimiliki apabila tidak dipupuk, maka akan hilang. Maka kreativitas harus dirangsang dan dikembangkan sejak dini dan dapat dimulai dengan adanya pendidikan dirumah.

     Seorang penulis, Eng Hock Chia, PH.D mengatakan bahwa di dalam IQ dan bakat, faktor keturunan berperan penting (meskipun tidak utama), dan untuk kreativitas, sebagian besar berasal dari pengaruh lingkungan dan ketrampilan. Para ahli berpendapat bahwa ada hubungan erat antara kreativitas dan kecerdasan. Menurut psikolog anak, Dr. Seto Mulyadi M.Psi., ia menyatakan bahwa antara kreativitas dan kecerdasan memiliki hubungan yang erat. Karena itu, anak tidak boleh dididik menjadi anak yang cerdas saja, tetapi harus pula dididik agar menjadi anak yang kreatif dan mempunyai emosi stabil. Tetapi sayang, masih menurutnya, orientasi pendidikan cenderung dominan pada permasalahan “bagaimana menciptakan anak yang cerdas secara logika, matematika, dan bahasa”.



HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS DENGAN KECERDASAN

     Secara singkat dapat dikatakan bahwa kreativitas ini sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan masa depan, meski acapkali tiuntuk menumbuhkannya tidak semudah membalikkan telapak tangan disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu diantarannya adalah budaya yang ada. Budaya Indonesia dinilai sebagai salah satu kendala tmbuhnya kreativitas , dimana anak yang dianggap baik kalau penurut, patuh, dan mau berbuat sesuatuyang dikatakan oleh furu, orangtua, atau siapapun orang yang lebih tua.Sedangkan anak yang perusak kalau suka mengajukan pertanyaan kritis dan melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan atau selera orang tua.

     Masalah seperti ini perlu mendapatkan perhatian cukup dari orangtua dan perlu segera diantisipasi. Tindakan antisipatif yang dapat dilakukan dengan membangun kecerdasan anak, dan sekaligus mengembangkan kreativitasnya. Anak yang cerdas, kreatif, dan stabil akan mempunyai bekal yang cukup untuk mengatas persaingan di masa depan. Di sini pendidikan menjadi faktor terpenting dalam menciptakan anak yang cerdas, kreatif, dan stabil, bak pendidikan formal maupun informal.
Orangtua harus menghargai anak itu sendiri. Anak perlu menjadi dirinya sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang melekat pada dirinya. Dan perlu menyadari adanya perbedaan pada masing masing anak dan mereka tidak dapat dibandingkan satu sama yang lain. Anak perlu diberi kesempatan untuk mengungkapkan keinginannya dan tidak boleh dipaksa melakukan sesuatu yang tidak disukai. Dan orangtua juga harus membangkitkan semangat anak dengan memberikan banyak sentuhan kasih sayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar